Jumat, 23 April 2010

Tetap Langsing Meski Makan Enak

Jamaknya, usai Lebaran berat badan naik beberapa kilo. Terapkan pola makan ala metode kualitatif, dimana kita bisa makan enak, tapi berat badan bisa turun, dan dijamin tidak naik lagi.

Rasanya, urusan berat badan menjadi persoalan banyak perempuan. Segala macam diet rela dijalankan, demi mencapai berat badan idaman. Namun, tak jarang diet ketat malah membuat stres. Pasalnya, berat badan yang telah susah payah diturunkan, akan dengan sangat mudah naik kembali. Apalagi usai Lebaran seperti sekarang ini, dimana kita kerap lepas kendali menyantap hidangan serba lezat.
Sebetulnya, salah satu cara "mudah" untuk menurunkan berat badan (kemudian mempertahankannya untuk tidak naik lagi), adalah dengan mengatur pola makan. Mengatur pola makan yang dikenal dengan cara diet berdasarkan metode kualiatif, diperkenalkan oleh Iping S, seorang terapis dari Tee Bee Center, Jakarta.
Iping telah memperkenalkan metode ini sejak tahun 2003. Metode ini adalah metode pengaturan konsumsi makanan yang bersifat alamiah dan disesuaikan dengan pola makan orang langsing yang bisa diterapkan bagi semua orang.
"Efek pola makan ini mampu memperkecil kapasitas pencernaan (lambung) sekaligus meningkatkan kualitas metabolisme tubuh. Sehingga terbentuk tubuh langsing untuk jangka panjang dan fungsi organ metabolisme yang prima."
Pada prinsipnya, metode kualitatif dapat membantu seseorang menjaga berat tubuh dan menurunkannya dengan cara tinggi kualitas, rendah kuantitas. Artinya, mengurangi atau membatasi volume (porsi) makanan yang dikonsumsi, bukan mengurangi materi (jenis) makanannya.
DISIPLIN WAKTU MAKAN
Metode kualitatif, kata Iping, sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sebab, pola makan yang mengacu pada metode ini memperhatikan penerimaan gizi yang diperlukan tubuh pada satu kali makan, meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air.
Di dalam penerapannya, pola makan kualitatif sangat memperhatikan waktu makan. Untuk menjalankan metode ini, harus mematuhi jam makan yang biasanya disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing. Dengan demikian, pola makan seseorang menjadi lebih teratur dan terkendali.
Sering kali, kata Iping, orang gagal menjalani diet karena jam makannya tidak disiplin atau baru akan makan jika perutnya telah benar-benar terasa lapar. Akibatnya, volume makannya tidak terkontrol alias "balas dendam" saat makan.
Pola makan masyarakat saat ini, ujar Iping, memang cenderung menggemukkan. Pola makan ini erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. "Tidak sedikit orang yang terbiasa makan bukan pada waktunya, makan berlebihan dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Mereka bukannya tidak mengerti pola makan yang sehat, tetapi lebih karena faktor kebiasaan saja."
Iping menerangkan, metode kualitatif mewajibkan untuk makan tiga kali sehari dengan jadwal makan sebagai berikut:
Makan pagi : Jam 07.00-08.00 atau 08.00-09.00 atau 09.00-10.00
Makan siang : Jam 12.00-13.00 atau 13.00-14.00
Makan malam : Jam 18.00-19.00 atau 19.00-20.00 atau 20.00-21.00
Waktu makan tersebut dapat disesuaikan menurut kebiasaan makan masing-msing orang, "Yang penting ia harus konsisten setiap hari." Oleh karena itu, jika akan melakukan metode kualitatif, tiak diperkenankan untuk merasa lapar. Makanan kecil yang kaya serat dan kalori dalam jumlah yang dianjurkan untuk mengatasi lapar, boleh-boleh saja.
Agar tidak diganggu perasaan lapar saat menjalani metode ini, diperlukan persiapan yang baik. Caranya, memulai menu makan pagi dengan minuman berkalori cukup tinggi dan makanan kaya protein dalam jumlah yang ditentukan.
Iping berpesan, jangan pernah meninggalkan sarapan. "Sejumlah penelitian menyebutkan, sarapan yang berkualitas justru dapat menyukseskan program diet. Dengan makan pagi yang baik, seseorang lebih mudah terhindar dari rasa lapar. Meski kemudian porsi makan siang dan malamnya dikurangi, kondisi tubuh tetap akan lebih fit, dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan."
TAK ADA PANTANGAN
Di dalam metode kualitatif, volume (porsi) makanan yang dikonsumsi harus dibatasi. Namun, sama sekali tidak ada makanan yang perlu dihindari, apalagi dipantang. Metode ini sangat mengutamakan pemilihan makanan yang berkulitas dan kaya gizi.
Meski tubuh memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap makanan apa pun untuk dikonsumsi, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah banyak tetap akan menimbulkan gangguan pada metabolisme tubuh (pembesaran lambung).
Dibandingkan fungsi tubuh lainnya, ujar Iping, fungsi pencernaan memerlukan asupan energi yang besar. Makan berlebihan akan menguras energi dan mempekerjakan sistem tubuh lebih keras.
"Salah satu cirinya, orang yang kekenyangan akan lebih mudah merasa ngantuk. Sebab tubuh dipaksa mengerahkan energinya ke fungsi pencernan. Akibatnya, sistem metabolisme mengalami penurunan fungsi."
Dengan metode kualitatif, makanan seperti daging, makanan berkalori tinggi, dan lemak tidak dilarang. Tetapi, tetap harus mengikuti aturan yang ditetapkan, yaitu dengan membatasi porsinya. "Jadi, menghadiri jamuan pesta pun, tak perlu khawatir lagi."
Mulailah bersikap positif sebelum memulai menjalankan metode kualitatif. "Tanamkan keyakinan untuk mencapai tubuh yang langsing dan sehat. Dengan keyakinan ini, metode kualitatif dapat dijalankan dengan lebih mudah, santai, dan tidak perlu menghindar dari berbagai godaan makanan lezat," papar Iping.
UBAH POLA MAKAN
Lalu, mulailah untuk mengubah pola makan. Awali dengan cara mengonsumsi makanan dalam kuantitas kecil tetapi bekualitas tinggi (kualitas dilihat dari aspek gizi). Orientasi pola makan ini terpusat pada pembentukan lambung dan sistem pencernaan lainnya. Sistem ini dibentuk agar menjadi lebih kecil dari sebelumnya, sehingga daya tampungnya pun menjadi lebih kecil.
Dengan demikian, lambung diharapkan hanya menampung makanan yang berkualitas saja, sehingga kerja organ vital seperti jantung, ginjal, hati, limpa, dan pancreas menjadi lebih ringan.
Pastikan juga volume (porsi) makanannya sudah sesuai dengan aturan metode kualitatif. Disarankan makanan yang dimakan adalah makanan segar dan tidak mengandung zat berbahaya bagi tubuh.
"Anda masih bisa menikmati spaghetti dengan cream sauce, martabak telur, bakso, siomai, bakmi ayam, pizza, dan sebagainya. Tetapi, tetap harus berada di dalam rambu-rambu yang sudah menjadi ketentuan metode kualitatif."
Meski tak ada satu jenis makanan pun yang menjadi pantangan di dalam metode kualitatif, Iping menyarankan agar tidak mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dan terlalu asam.
Kedua jenis makanan ini memang sangat menggoda lidah, tetapi justru dapat merangsang getah lambung

Tidak ada komentar:

SOYA SHAKE MEMBUANG LEMAK JAHAT DIPERUT

cashflowmails.com
paypermails.com